Parfi Sulteng Gali Potensi Perfilman Di Daerah
Posted by BeritaKotaPalu on Saturday, 3 September 2016 |
Palu
Palu - Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Sulawesi Tengah sedang menggali potensi perfilman di daerah yang selama ini nyaris tidak pernah disentuh pemerintah.
Sekretaris DPD Parfi Sulawesi Tengah Fathuddin Mujahid di Palu, Jumat malam mengatakan untuk membangkitkan kepedulian atas potensi perfilman tersebut, Parfi Sulteng menggelar Dialog Nasional Perfilman Indonesia di Palu, Sabtu (3/9).
Dialog tersebut menghadirkan sejumlah aktor di antaranya Roy Marten (aktor), Adytia Gumay (sutradara dan penulis skenario), Aspar Paturusi (aktor dari Sulawesi Selatan) serta Komisi X DPR RI.
"Dari dialog itu kita ingin merumuskan bagaimana regulasi perfilman kita, sekaligus kita menggali potensi perfilman di daerah," katanya.
Fathuddin mengatakan banyak potensi film lokal yang dapat dikembangkan terutama dari film yang berakar dari budaya lokal.
Dia mengatakan potensi film lokal cukup besar, hanya saja kurang digali karena masih minimnya perhatian pemerintah terhadap industri kreatif ini.
"Kita sudah punya Undang-Undang Nomor 33/2009 tentang Perfilman Nasional. Tapi sampai sekarang belum ada turunannya, peraturan pemerintah. Bagaimana kita mau buat Perda produk turunannya saja belum ada," katanya.
Dewan Pertimbangan Organisasi Parfi Pusat itu mengatakan film yang berakar dari budaya lokal perlu dikembangkan karena tidak kalah menariknya dari film-film modern.
Dia mencontohkan, film layar lebar yang saat ini lagi populer adalah Uang Panai yang memenuhi sejumlah bioskop di tanah air.
"Sebetulnya tidak ada yang sulit kalau pemerintah mau peduli. Bidang produksi film masih dianaktirikan. Mestinya harus sejajar dengan bidang lain seperti politik dan sosial," katanya.
Fathuddin mengatakan salah satu indikasi masih minimnya perhatian tersebut hingga saat ini belum ada rumah produksi budaya yang didirikan pemerintah daerah.
"Kalaupun ada itu digusur. Dulu ada panggung budaya, sudah digusur," katanya.
Menurut dia, jika hanya berharap dari budayawan dan seniman untuk membangun prasarana tersebut sulit terwujud karena kemampuan keuangan budayawan dan seniman masih terbatas.
Dia berharap melalui dialog nasional nantinya akan tumbuh perhatian pemerintah baik eksekutif maupun legislatif mengembangkan film berbau budaya lokal.
sumber:antara.com
No comments: