Evaluasi Kinerja Disperindakop Kota Palu

PALU  – Kali ini, Walikota Palu Drs.Hidayat,MSi sangat serius dalam menangani masalah penertiban PKL di Pasar Inpres Manonda, yang merupakan salah satu pasar induk terbesar di Kota Palu. Namun kondisi kebersihannya sangat memprihatinkan dan itu karena tidak adanya kesadaran serta kekompakan dalam menjaga kebersihan dlingkungan pasar tersebut. Pasar Inpres Manonda yang kini terus diupayakan untuk bisa menjadi pasar modern seperti di Kota-Kota Besar lainnya di Indonesia, sampai saat ini masih terlihat jorok. Itu karena pengelola dan penanggungjawab pasar tersebut tidak tegas dalam menerapkan aturan karena semuanya hanya  berlomba mencari keuntungan belaka.
Makanya itu, Walikota Palu Hidayat mulai menerapkan aturan dengan melakukan pendataan kembali terkait keberadaan para pedagang yang ada di pasar. “Soal berapa jumlah dan asalnya darimana itu perlu didata karena ketika ada pedagang yang membangkang, itu nanti akan kita beri tindakan. Apakah mereka kita sanksi atau kita pulangkan ke kampung halamannya,” tandas Hidayat yang sangat menyesalkan atas kelemahan dinas Perindagkop Kota Palu dalam menangani masalah pasar.
Sehingga pihak Pemkot, dalam hal ini Walikota Palu akan mengevaluasi kinerja unsur pimpinan di Dinas Perindagkop kota yang menurutnya tidak becus dalam menangani berbagai persoalan pasar baik itu pasar Manonda, Pasar Bulili bahkan Pasar Talise yang sampai saat ini masih sepi penjual dan pembeli.
“Baru urusan pasar Manonda saja, Dinas Perindagkop tidak becus dalam sistim pendataan pedagang di pasar. Bayangkan saja dari sekian ratus pedagang yang ada di Pasar Manonda, namun yang terdata hanya ada 300-an pedagang saja. Berarti masih ratusan lagi pedagang yang belum terdaftar, sesuai data yang saya lihat di daftar pengelola pasar,” ungkap Hidayat yang tentunya sangat kecewa atas kinerja dinas Perindagkop.
 Sementara, pasar Manonda yang dibangun sebagus itu tetapi dibagian dalamnya masih banyak los-los yang kosong sedangkan dibagian luar pasar, nampak sesat oleh keberadaan para pedagang kaki lima yang memadati pinggiran jalan raya untuk berjualan.
“Semestinya ini ditertibkan dengan memaksa para pedagang ini menempati los-los yang masih kosong. Dan ini harus dikerasi, apabila mereka tidak mau diatur maka disilahkan mereka untuk kembali ke kampung halamannya. Karena kebanyakan dari mereka para pedagang itu, yang berasal dari luar Kota Palu,” kata Hidayat yang berupaya untuk mengalihkan keberadaan dari sebagian pedagang itu ke pasar Bulili dan pasar Tavanjuka yang tidak terfungsikan sebagaimana mestinya.
Dengan upaya-upaya penertiban seperti ini, diharapkan kedepan pasar Manonda bisa lebih bersih, indah dan tertata dengan rapi. Dan tidak ada lagi sampah yang bertimbunan di seputaran pasar tersebut.


No comments:

Write a Comment


Top