Pemilik Lahan “Segel” SMK Muhammadiyah Parigi, Siswa Diliburkan

PARIGI – Tarik ulurnya soal kepemilikan lahan kosong yang sudah dibangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah berada di Desa Olaya Kecamatan Parigi hingga kini masih “berpolemik”, sehingga pihak ahli waris lahan bernama Sulaeman Adjam menyegel sekolah tersebut pada Selasa (26/7). Akibatnya, para siswa-siswi diliburkan. 
Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) Muhamadiyah di desa Olaya Kecamatan Parigi diakui pihak keluarga ahli waris telah melanggar kesepakatan sehingga dilakukan penyegelan sebagai bentuk protes kepada pengelola sekolah Muhamadiyah.
Pengakuan salah seorang ahli waris, Masita Adjam menyatakan, bahwa penyelesaian sengketa lahan tersebut jauh hari sebelumnnya sudah dilakukan komunikasi, mengingat lokasi tersebut sudah memiliki kekuatan hukum tetap, yang dimenangkan di Pengadilan Negeri 
Palu tahun 1992 saat bersengketa dengan saudara kandungnya sendiri bernama Hapipah Adjam. Namun tidak tau menahu, lokasi tersebut tiba-tiba telah terbangun sebuah gedung sekolah dengan alasan bahwa lokasi tersebut sudah di wakafkan oleh Hapipah Adjam kepada pengurus Muhamadiyah Parigi.
“Saya tidak paham sampai hak orang tua kami yang sudah di menangkan di PN Palu di bagunkan sekolah ini. Benar di wakafkan oleh Hapipah tapi bukan di lokasi ini karena ini sudah milik orang tua kami, apalagi sudah memiliki kekuatan hukum yang di menangkan di PN Palu tahun 1992.”katanya.
Dia mengaku, persoalan ini sudah beberapa  kali di selesaikan ditingkat desa bahkan sampai  ke tingkat kecamatan tetapi selalu tidak menemukan titik temu. Menurut dia, sebelum dilakukan penyegelan, persoalan ini kembali dilakukan pertemuan di tingkat kecamatan baru – baru ini, namun lagi – lagi tidak membuahkan hasil.
“Terpaksa kami sudah segel karena sudah beberapa kali dilakukan pertemuan, baik di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan selalu tidak ada hasil. Dan kami akan tetap pertahankan lokasi ini karena ini mutlak hak orang tua kami,”tegasnya saat di jumpai di lokasi SMK Muhamadiyah.
Sementara Kadis Pendidikan yang juga selaku ketua Muhamadiyah Kabuaten Parigi Moutong, Ardi Kadir mengaku, penyegelan sekolah yang dilakukan pemilik lokasi itu sangat disesalkan, karena lokasi yang dibangun sekolah itu sudah diserahkan oleh pemilih lokasi, sehingga pemerintah menganggarkan pembangunan sekolah tersebut. Untuk mengantisipasi sisiwa agar tidak libur berkepanjangan, terpaksa untuk saat ini siswa menggunakan salahsatu bangunan milik Muhamadiyah.
“Bagimana mau di tuntut, lokasi itukan sudah diserahkan oleh pemiliknya dengan baik dan tidak ada tuntutan. Anak-anak tetap sekolah masih menggunakan bangunan milik Muhamadiyah.
Dalam waktu dekat ini saya akan laporkan ke Polisi dengan alasan mereka menganggu proses belajar mengajar,”ujarnya.(NP4)


No comments:

Write a Comment


Top